“Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya?” Al Mulk:21.
Dalam tafsif fi zhilalil quran tentang ayat ini disebutkan bahwa rezeki selisih manusia terikat pada kehendak Allah sdbagai sebab pertamanya, di dalam proyek alam semesta dan pada unsur unsur bumi ada udara. Yaitu, sebab sebab manusia tidak memiliki kekuasaan atasnya secara mutlak dan tidak bergantung pada ilmu pengetahuan sama sekali.
Sesungguhnya ruang lingkup rezeki itu lebih luas jangkauannya, lebih dahulu masanya dan lebih dalam akarnya daripada apa yang terpikirkan oleh manusia sewaktu mendengar kata rezeki itu sendiri. Tempat kembali segala sesuatu yang kecil dan yang besar dalam urusan rezeki ini adalah pada kekuasaan dan ketentuan Allah, dan pengirimanNya dan penahananNya terhadap sebab sebabnya kalau Dia menghendaki.
Wah ini mencerahkan sekali tentang kondisi yang kurasakan hari ini. Banyak targetan ibadah dalam bentuk maal di bulan ramadan ini, saya bandingkan dengan ramadan kemarin juga dengan ramadan sebelumnya, jumlahnya nyaris masih sama, tapi untuk tahun ini, targetku memang lebih besar. Dan aku merasa nggak tahu gimana caranya target ibadah maal ini bisa terpenuhi. Hasil pendapatanku rasanya jauh sekali.
Lalu aku dikasih ayat ini sama Allah. Seakan Allah bilang hei, rezeki itu bukan sesempit yang kamu bayangkan. Akan banyak jalan dan cara yang nggak pernah terpikirkan oleh mu.
Nafas kesyukuran hari ini masih dilakukan seba’da sholat fardhu.