Qadarullah, ba’da shubuh tadi saya diarahkan Allah untuk melihat kajian MQ FM. Episode kali ini bincang-bincang dengan Pak Novel Baswedan. Seluruhnya isi perbincangan itu membuat saya tak henti-hentinya mengucap masya Allah.
Namun hal yang paling menarik dan ingin saya highlight disini adalah di menit 12:34, ini adalah dialog dengan Pak Novel dengan kelima anaknya.
“Ketika saya punya pilihan untuk berbuat kebaikan bagi orang banyak dan dengan segala tantangan dan kesulitannya, atau saya diam untuk membiarkan itu dengan segala kenikmatan dunia yang bisa diperoleh dengan mudah, lebih baik mana?”
Dan masya Allah anak-anaknya menjawab “Abi jalan saja… untuk terus berbuat, in sya Allah kebaikan”
“Hal-hal itu penting untuk saya tularkan kepada anak-anak, sehingga kondisi apapun yang terjadi in sya Allah anak-anak memahami”, begitu beliau bertutur.
Masya Allah! Bagaimana misi keluarga itu menjadi kuat tertanam di dalam keluaga, bahkan sesulit apapun kondisinya. Tidak berlebihan jika saya mengganggap Pak Novel ini mempunyai pribadi yang kuat, ajeg. Bagaimana kejadian-kejadian sebelumnya tidak membuat ia lemah, justru hari ini saya menyaksikan sendiri, bahwa beliau itu msya Allah.
Mungkin sebagian orang yang melihat kondisi beliau saat ini akan muncul rasa iba, tapi jika kita bisa melihat lebih dalam, bahwa sebetulnya yang menyedihkan adalah ketika kita masih dianugerahkan mata yang sehat tapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Ketika kita masih diberikan banyak kenikmatan, tidak kita pergunakan untuk amar ma’ruf nahi mungkar.
Barakallah fiik Pak Novel, semoga menjadi amal shalih yang diridhai-Nya, aamiin.